GAMBARAN OPTIMISME PADA REMAJA SMP-IT TERPADU SWASTA

Authors

  • Alfi Miranda Universitas Malikussaleh
  • Nur Afni Safarina Universitas Malikussaleh
  • Nurhabibi Siregar Universitas Malikussaleh
  • Annisa Gusmawati Universitas Malikussaleh
  • Wirzatul Ahya Maulina Universitas Malikussaleh
  • Entan Afrilia Universitas Malikussaleh

DOI:

https://doi.org/10.70248/jp.v1i4.2579

Keywords:

optimisme, remaja, panti asuhan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat optimisme remaja yang tinggal di Panti Asuhan Geurugok SMP-IT Terpadu Swasta Kabupaten Bireun. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner skala likert berdasarkan teori Seligman, yang terdiri dari tiga aspek: permanence, pervasiveness, dan personalization. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berada dalam kategori optimisme rendah (46,4%), khususnya pada aspek personalization (50%), yang menunjukkan kecenderungan siswa menyalahkan diri saat menghadapi kegagalan. Sementara itu, pada aspek permanence dan pervasiveness, mayoritas siswa berada dalam kategori tinggi, yang menunjukkan bahwa mereka mampu melihat masalah sebagai hal yang sementara dan tidak memengaruhi seluruh aspek kehidupan. Ditinjau dari jenis kelamin, siswa perempuan cenderung memiliki tingkat optimisme lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa optimisme remaja panti masih perlu ditingkatkan, terutama pada aspek personalization melalui dukungan emosional dan program pengembangan diri. Kata Kunci: Optimisme, Remaja, Personalization, Permanence, Pervasiveness

References

Agustin, & Sumarwiyah. (2020). Sikap optimisme anak panti asuhan Nurul Jannah Kudus pada periode pra siklus.

Chang, L., & McBride-Chang, C. (1996). The factor structure of the life orientation test. Educational and Psychological Measurement, 56(2), 325–329.

Conversano, C., Rotondo, A., Lensi, E., Della Vista, O., Arpone, F., & Reda, M. A. (2010). Optimism and its impact on mental and physical well-being. Clinical Practice and Epidemiology in Mental Health, 6, 25–29. https://doi.org/10.2174/1745017901006010025

Fauziah, F. N., & Wahyuni, E. (2022). Optimisme mahasiswa: Kebutuhan web-based acceptance and commitment therapy untuk meningkatkan optimisme. Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 10(2), 127–135. https://doi.org/10.21009/Insight.102.04

Fitria, S., & Ariva, I. (2018). Teknik sampling jenuh dalam penelitian kuantitatif.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 (Edisi 9). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartini (dalam Mazaya, N. K., & Supradewi, R., 2011). Hubungan konsep diri dengan kebermaknaan hidup pada remaja di panti asuhan. Jurnal Proyeksi, 6(2), 103–112. https://doi.org/10.30659/jp.6.2.103-112

Hutz, C. S., & Zanon, C. (2014). The importance of personality and parental styles on optimism in adolescents. The Spanish Journal of Psychology, 17(e47), 1–10. https://doi.org/10.1017/sjp.2014.49

Kartono, K. (2007). Psikologi anak. Bandung: Mandar Maju.

Kemensos.go.id. (2018). Data panti asuhan. Diakses pada 6 Mei 2018 dari https://www.kemsos.go.id/search/node/data%20panti%20asuhan

Mangna, I. K. K., & Valentina, T. D. (2024). Resiliensi pada remaja panti ditinjau dari faktor internal dan eksternal. Humanitas: Journal of Psychology and Mental Health, 8(1), 78–92. https://doi.org/10.28932/humanitas.v8i1.8091

Mazaya, N. K., & Supradewi, R. (2011). Hubungan konsep diri dengan kebermaknaan hidup pada remaja di panti asuhan. Jurnal Proyeksi, 6(2), 103–112. https://doi.org/10.30659/jp.6.2.103-112

Nashori, F. (2011). Kekuatan karakter santri. Millah, XI(1), 204–219.

Nashori, F., & Sabila, D. A. (2024). Optimism in orphanage children reviewed from self-acceptance and self-esteem. Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity, 6(2), 128–141. https://doi.org/10.32923/psc.v6i2.4120

Nurindah, M., Afiatin, T., & Sulistyarini, I. (2012). Meningkatkan optimisme remaja panti sosial dengan pelatihan berpikir positif. Jurnal Intervensi Psikologi, 4(1), 57–76. https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol4.iss1.art5

Peterson, C. (2000). The future of optimism. American Psychologist, 55(1), 44–55. https://doi.org/10.1037/0003-066X.55.1.44

Prasetyawati, F. Y., Pradana, R. G., & Mukhibun, A. (2021). Studi komparatif perbedaan optimisme berdasarkan jenis kelamin.

Rahman, A. (2015). Peran orang tua dalam perkembangan optimisme remaja.

Rizki, A. (2021). Pengembangan skala optimisme berdasarkan teori Seligman.

Seligman, M. E. P. (2006). Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life. New York: Vintage Books.

Sidabalok, C., et al. (2019). Hubungan self-esteem dan lingkungan sosial dengan optimisme siswa.

Sugiono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Treanor, M. (2012). Psychological well-being of children in orphanages.

Vigi, D., & Maryam, R. (2024). Optimisme remaja di Panti Asuhan ‘Aisyiyah di Sidoarjo.

Wahid, M., et al. (2018). Pengaruh kebersyukuran dan konsep diri terhadap optimisme.

Wini, et al. (2020). Kategori optimisme remaja panti asuhan.

Downloads

Published

2025-05-30

Issue

Section

Articles